Tren Investasi Sektor ESG Diproyeksi Capai US$3,3 Triliun di Tahun 2026

youngster.id - Data PwC tahun 2022  menunjukkan, Asset under Management (AuM) produk investasi berorientasi Environmental, Social, and Governance (ESG) di Asia Pasifik diproyeksikan tumbuh mencapai US$3,3 triliun pada tahun 2026, lebih pesat dibandingkan dengan produk di pasar modal dan manajemen keuangan lain. Di Indonesia sendiri, tren ESG juga meningkat drastis terutama berkat generasi milenial dan gen z.

Hal ini mendorong Bank DBS Indonesia berkolaborasi dengan PT BNP Paribas Asset Management menghadirkan solusi investasi sesuai tren ESG.

Direktur Consumer Banking Group PT Bank DBS Indonesia Rudy Tandjung mengatakan, tren penerapan ESG dalam investasi terutama di kalangan nasabah wealth management DBS terus diminati. Hal ini karena produk-produk ESG cenderung memiliki risiko lebih rendah karena turut menerapkan good governance, serta tentunya dapat berkontribusi positif ke masyarakat luas dan dunia.

“Melalui kemitraan strategis bersama BNP Paribas AM, Bank DBS Indonesia menghadirkan pilihan terbaru investasi berbasis ESG, yakni Reksa Dana BNP Paribas Indonesia ESG Equity. Produk ini hadir dalam full-fledged digital banking aplikasi digibank by DBS, yang semakin memudahkan nasabah untuk membeli dan menjual produk investasi sekaligus berkontribusi positif terhadap lingkungan dan ekonomi Indonesia, ” kata Rudy dalam acara media Gathering Rabu (2/8/2023) di Jakarta.

Rudy memaparkan, per Februari 2023, dana kelolaan reksa dana yang mengusung tema ESG telah mencapai Rp4,796 triliun, atau melonjak signifikan dari Rp253 miliar pada tahun 2017. Ini juga seiring dengan jumlah reksa dana yang mengusung tema ESG yang meningkat drastis dari satu produk pada 2016 menjadi 20 per Februari 2022.

“Sejalan dengan peningkatan tersebut, segmen priority dan private banking kini mulai beralih ke instrumen investasi berbasis ESG, dan tren ini sudah disikapi sejak awal oleh Bank DBS Indonesia,” katanya.

BNP Paribas Indonesia ESG Equity merupakan investasi reksa dana saham yang mengintegrasikan pengukuran aspek ESG dalam pemilihan investasinya untuk mendukung praktik bisnis yang lebih baik dan berkelanjutan.

Presiden Direktur PT BNP Paribas Asset Management Priyo Santoso menegaskan, keberlanjutan merupakan komitmen BNP Paribas Asset Management di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

“Lewat Reksa Dana BNP Paribas Indonesia ESG Equity, kami menerapkan kriteria ESG yang merujuk pada prinsip dan pedoman ESG yang digunakan oleh BNP Paribas Asset Management di seluruh dunia, untuk memilih emiten dalam portofolionya. Metode ini kami yakini dapat memberikan pengelolaan risk-adjusted return yang lebih baik, serta turut mengajak para investor untuk mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), dimana kami berfokus pada Environment sustainability, Equality & inclusive growth, dan Energy transition, atau ‘the 3Es’. Kami berupaya untuk menghasilkan skor ESG yang lebih baik dan jejak karbon lebih rendah dari tolok ukurnya. Keterbukaan ini adalah keterbukaan ESG pertama yang dilakukan oleh manajer investasi di Indonesia, ” katanya.

Upaya meyakinkan para investor untuk berfokus pada aset keberlanjutan pun didukung oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Head of Business Development 2 Division PT Bursa Efek Indonesia Ignatius Denny Wicaksono menyampaikan, investasi sektor ritel SDG didominasi oleh investor anak muda. Untuk itu, pihaknya berupaya mengembangkan ekosistem pasar modal Indonesia yang mengadopsi dan memanfaatkan praktik-praktik keberlanjutan.

“Kami berharap langkah ini dapat mendorong perkembangan ekosistem investasi berkelanjutan dan menggerakkan perusahaan-perusahaan lain untuk turut berkontribusi dalam mencapai tujuan keberlanjutan di Indonesia, ”katanya.

 

STEVY WIDIA 

Exit mobile version