youngster.id - Pengembang WeChat pun memperkuat aplikasi video pendek. Pendiri WeChat Allen Zhang mengatakan, masa depan layanan aplikasinya ada pada video pendek.
“Ekspresi video akan menjadi tema utama dalam 10 tahun pembuatan konten ke depan,” kata Zhang dikutip dari South China Morning Post baru-baru ini.
Berdasarkan laporan China Netcasting Services Association, jumlah pengguna layanan video pendek di Tiongkok mencapai 818 juta per Juni 2020. TikTok versi Tiongkok, Douyin dan Kuaishou yang didukung oleh Tencent mendominasi pasar. Douyin memiliki 600 juta pengguna aktif harian atau daily Active user (DAU), sementara Kuaishou 305 juta.
WeChat sudah meluncurkan fitur video pendek di aplikasi bernama Channels. Namun, fitur yang diluncurkan pada tahun lalu itu baru tahap uji beta.
Perusahaan terus mengembangkan fitur tersebut dan bersaing ketat dengan TikTok. Zhang berfokus memperkuat layanan video pendek, karena potensinya sangat besar. Selama lima tahun terakhir, jumlah kiriman video harian di aplikasi WeChat meningkat 33 kali lipat. Sedangkan jumlah unggahan video di fitur Channels naik sepuluh kali lipat.
Selain video pendek, WeChat bakal menyasar pasar siaran langsung. “Di masa depan, live streaming akan menjadi cara orang mengekspresikan diri,” ujar Zhang.
Saat ini, WeChat belum memiliki layanan tersebut. Namun Zhang menyampaikan bahwa fitur ini akan hadir dalam pembaruan aplikasi berikutnya. Riset Media Research menunjukkan, fitur live streaming bisa mendorong transaksi hingga 433 miliar yuan atau sekitar Rp 885 triliun pada 2019. Tahun lalu, pendapatan e-commerce dari fitur ini mencapai 961 miliar yuan atau Rp 1.973 triliun, terutama didukung pandemi corona.
WeChat memperkuat lini bisnis dan menyasar pasar potensial baru di saat TikTok merambah fintech pembayaran lewat Douyin Pay. Layanan baru TikTok ini akan bersaing dengan WeChat Pay. Berdasarkan riset Analysys, WeChat Pay menguasai 39% pangsa pasar dan Alipay 54%.
STEVY WIDIA
Discussion about this post