youngster.id - Startup edukasi investasi financial Ternak Uang mendapat pendanaan tahap awal. Pendanaan tersebut akan dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan Ternak Uang dalam mendorong literasi keuangan masyarakat.
CEO Ternak Uang Raymond Chin mengatakan Ternak Uang akan memanfaatkan pendanaan tahap awal tersebut untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia. Sebab, saat ini masih banyak, terutama generasi muda yang terjebak dalam investasi bodong.
“Kami akan menggunakan pendanaan untuk pengembangan produk, memperkuat posisi, pemberdayaan komunitas, hingga pengembangan tim internal. Salah satunya akan mengembangkan fitur TU Academy dalam membantu proses belajar individu sesuai kebutuhan personal,” kata Raymond dalam keterangan pers, Kamis (10/2/2022).
Menurut dia, perusahaan akan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan machine learning di fitur tersebut. Ternak Uang juga mengembangkan fitur terbaru, Financial Checkup. Melalui fitur tersebut, setiap pengguna Ternak Uang dapat menganalisis kondisi keuangan secara personal.
Platform akan menganalisis secara terperinci dengan menghitung rasio arus kas, tabungan, utang dan tanggungan, dana darurat, hingga total aset yang dimiliki. Setelah itu, pengguna akan mendapatkan rekomendasi modul dan pembelajaran personal untuk membantu meningkatkan kondisi keuangan.
“Fitur ini dibuat karena kondisi finansial setiap orang berbeda dari yang lainnya, ini ditentukan dari berapa besar pengeluaran dan pemasukan, tanggungan, prioritas tujuan keuangan dan karakter resiko orang,” kata Raymond lagi.
Co-founder dan Managing Partner Grup Northstar, Patrick Walujo, terlibat dalam seed funding Ternak Uang. Hingga kini, Ternak Uang telah menghadirkan topik-topik terkait finansial dan investasi berbahasa Indonesia. Ternak Uang memberikan informasi yang dapat dipahami dan dicerna oleh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan.
Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), investasi bodong telah merugikan masyarakat Indonesia hingga Rp 117,4 triliun dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
STEVY WIDIA
Discussion about this post