youngster.id - Startup edukasi yang berbasis di Indonesia, Zenius, telah mengumumkan putaran pendanaan Pra-Seri B dengan jumlah yang tidak diungkapkan. Zenius berencana menggunakan dana ini untuk mengembangkan platform-nya lebih jauh dalam memenuhi permintaan pasar yang terus berkembang.
Di tahap ini, investor baru Alpha JWC Ventures dan Openspace Ventures bergabung dengan Northstar, Kinesys, dan BeeNext yang telah lebih dulu mendukung Zenius melalui pendanaan Seri A di bulan Februari 2020 lalu.
Direktur Openspace Ventures Ian Sikora mengatakan, Zenius adalah salah satu perusahaan ed-tech paling menjanjikan. Selama lebih dari satu dekade, mereka telah menunjukkan rekam jejak dengan memperlihatkan hasil pembelajaran yang terbukti berhasil dan menciptakan kembali core business-nya seiring dengan munculnya medium-medium baru.
“Kami percaya rekam jejak tersebut akan menjadi faktor pembeda utama dalam lanskap pendidikan yang berkembang pesat, dan kami berharap putaran baru pendanaan ini akan mendorong pertumbuhan Zenius lebih jauh,” kata Ian dalam keterangan pers, Rabu (6/1/2021).
Sepanjang 2020, Zenius memperlihatkan pertumbuhan yang kuat. Pendapatan perusahaan tumbuh lebih dari 70% pada semester kedua tahun 2020 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019. Zenius menggratiskan sebagian besar konten-konten yang ada di platform mereka selama paruh pertama tahun 2020 untuk mendukung inisiatif belajar dari rumah yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia di awal pandemi COVID-19. Zenius mulai mengadopsi model bisnis freemium setelah melakukan pembaruan aplikasi dan rebranding di bulan Juni 2020.
Zenius juga menjadi pemimpin pasar di segmen live class, dengan jumlah pertumbuhan pengguna lebih dari 10 kali lipat semenjak peluncurannya pada Maret 2020 hingga Desember 2020, dan memiliki tingkat retensi pengguna lebih dari 90%. Hampir 50% pendapatannya saat ini berasal dari segmen live class. Saat ini, kelas-kelas di Zenius rata-rata menerima rating 4,9 (dari 5), dengan jumlah kehadiran rata-rata mencapai 400 siswa, dan memecahkan rekor dengan 10.000 pengguna dalam satu sesi matematika selama 60 menit.
“Sejalan dengan tujuan kami untuk membawa kompetensi Programme for International Student Assessment (PISA) Indonesia ke tingkat global, kami terus bekerja sepanjang waktu untuk mengembangkan fitur baru yang akan membantu siswa mendapatkan hasil pembelajaran terbaik melalui teknologi kami,” kata Rohan Monga, CEO Zenius.
Baru-baru ini Zenius meluncurkan fitur Automated Doubt-Solving melalui aplikasi kami dan WhatsApp. Fitur ini akan memberikan solusi kepada siswa hanya dengan menggunakan kamera di ponsel mereka. Sistem kemudian akan merekomendasikan video dan pertanyaan latihan untuk menjelaskan proses di balik solusi tersebut dan memungkinkan siswa secara aktif menerapkannya dalam rangkaian pertanyaan latihan yang diberikan. Hal ini akan menciptakan pengalaman belajar lebih mendalam yang berkontribusi pada pemikiran kritis siswa dan kemampuan untuk memecahkan masalah yang sulit dan konsep masa depan.
“Pengajar Zenius dilatih untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam mempelajari konsep secara kritis, membantu mereka untuk lulus ujian masuk perguruan tinggi di Indonesia, seperti UTBK,” kata Sabda PS Chief Education Officer dan Founder Zenius.
STEVY WIDIA
Discussion about this post