youngster.id - Grup Modalku telah menyalurkan pinjaman usaha sebesar Rp15,4 triliun untuk UMKM di Indonesia, Singapura dan Malaysia pada kuartal pertama tahun ini. Namun ditengah pandemic sekitar 2% peminjam aktif Modalku telah mengajukan restrukturisasi.
Co-Founder & CEO Modalku, Reynold Wijaya mengatakan bahwa tahun 2020 merupakan tahun yang penuh tantangan terutama pada kuartal II. Saat itu, semua sama-sama merasakan dampak dari pandemi Covid-19, termasuk UMKM.
“Sampai saat ini, fokus utama Modalku adalah mendukung UMKM yang bisnisnya terkena dampak pandemi tersebut. Jumlah penyaluran pada semester I sebesar Rp4,1 triliun dan transaksi pinjaman yang terus meningkat menunjukkan komitmen kami untuk tetap berkontribusi terhadap perkembangan UMKM,” kata Reynold dalam keterangan tertulis Kamis (16/7/2020).
Dia menyebut, Modalku telah menyalurkan pinjaman kepada lebih dari 2,4 juta transaksi pinjaman dan mengalami pertumbuhan lebih dari 60% sejak awal tahun 2020. UMKM yang menjadi peminjam di Modalku didominasi oleh sektor perdagangan, baik itu besar maupun eceran. Sekitar 2% peminjam aktif Modalku telah mengajukan restrukturisasi dan dalam proses oleh tim Modalku.
“Sebagian besar, kebutuhan restrukturisasi diajukan oleh peminjam karena adanya penurunan omset akibat pandemi, penundaan pembayaran dari payor/bouwheer (pemberi kerja untuk UMKM) khusus untuk pinjaman invoice financing, dan beberapa disebabkan adanya kesulitan dalam pembelian barang modal karena keterbatasan logistik sehingga usaha terhambat,” ungkapnya.
Menurut Reynold, para peminjam di Modalku sangat kooperatif ketika melakukan proses pengembalian pinjaman sehingga sampai saat ini Modalku di Indonesia masih bisa menjaga tingkat default di bawah 1%. Hal ini tetap perlu dilakukan oleh Modalku sebagai bentuk tanggung jawab terhadap pemberi pinjaman.
Sampai saat ini, lebih dari 100.000 pemberi pinjaman telah berkontribusi menyalurkan dananya kepada UMKM melalui Modalku. Menyambut fase normal baru, beberapa bisnis sudah mulai kembali beroperasi sehingga harapannya omset bisnis juga berangsur membaik. Menurut Reynold, Modalku akan terus memantau perkembangan fase normal baru karena proses pemulihan ekonomi terutama bisnis UMKM ini bukan hal yang mudah.
“Dengan asas responsible lending, kami akan terus menjalankan langkah seleksi yang komprehensif, program restrukturisasi, serta mendukung sektor kesehatan yang saat ini sedang dibutuhkan dengan berbagai kerja sama baru dalam beberapa waktu kedepan,” pungkas Reynold.
Modalku menyediakan layanan peer-to-peer (P2P) lending, di mana peminjam (UMKM yang berpotensi) bisa mendapatkan pinjaman modal usaha tanpa agunan hingga Rp2 miliar yang didanai oleh pemberi pinjaman platform (individu atau institusi yang mencari alternatif investasi) melalui pasar digital. Selain di Indonesia, Modalku juga beroperasi di Singapura dan Malaysia dengan nama Funding Societies.
STEVY WIDIA
Discussion about this post